HIDUP BEBAS VS HIDUP DENGAN BATAS

Hidup dengan bebas atau hidup dengam batas
Oleh Hafis M Kaunang Ataji



Ibu adalah seseorang yang paling mencintai anaknya, tidak ada yang lebih sayang dan cinta melainkan hanyalah dia. 

Suatu hari, seorang ibu berada dirumahnya bersama seorang anak berumur 7 tahun. Anak ini sangat aktif dan sangat suka berlarian sampai ibunya tak kuasa menahannya. Rumah ibu dan anaknya hanya berjarak 5 meter dari jalan raya kota dan sangatlah ramai oleh pengendara, baik roda dua maupun roda empat ditambah dengan rumah yang tanpa pagar.
Ibu yang sangat khawatir dengan anaknya kemudian memberi tahu kepada anaknya,
" Dek jangan pernah keluar rumah tanpa seizin ibu, kalau mau keluar rumah jangan sampai lari-lari di dekat jalan. Rumah kita hanya berjarak 5 meter dari bahu jalan, kamu hanya boleh bermain di area yang ibu kasih tanda merah " . Pesan ibunya. Sang anak pun meng-iyakan, " iya bu ", dengan muka yang cemberut. 

Cerita berlanjut, saat sang ibu sedang masak didapur, anak ini kemudian perlahan-lahan keluar dari rumahnya, kemudian, ia melihat garis dengan tanda merah di area rumahnya menuju jalan. Ia teringat tidak boleh melebihi batas ini dalam bermain. Sang anak yang kemudian bermain, melihat dikejauhan jalan ada jajanan yang sangat menarik tepat diseberang jalan. Sang anak akhirnya keluar menuju jalan raya dengan kata lain ia telah melewati garis yang dibuat oleh sang ibu, sambil melihat lurus kedepan, pandangan anak ini tertuju ke makanan yang sangat menarik itu, ia pun bergegas dan berlari, sampai akhirnya ia tidak tahu sedang berada dijalan yang sanggat ramai. Lalu tiba tiba, Sssssttttttt bruaakkkk doarrrr. Anak ini tertabrak oleh mobil dan akhirnya meninggal dunia. 

Lalu apa saya sedang menganalogikan sesuatu, apakah saya sedang bercerita dan berbagi pengalaman? Ya, itu tepat. 
Lalu apa yang bisa kita simpulkan dari cerita ini?
Saya akan memberikan dua kesimpulan, pertama, hidup akan jauh lebih selamat dengan menegakkan peraturan, kedua hidup adalah keterbatasan yang diatur, bukan kebebasan yang mencelakakan.

Mengapa hidup harus dengan batasan atau dalam arti lain harus ada aturan yang mengekang? 
Saya akan menganalogikan sesuatu yang sederhana lagi, bayangkan jika suatu instansi perusahaan sama sekali tidak memiliki SOP dalam bekerja, karyawan diberi kebebasan untuk berkarya, bebas. Apakah yang akan terjadi? Pasti jika perusahaan itu maju kita dapati akan banyak seseorang yang ingin menguasai perusahaan itu bahkan karyawan terbawah sekalipun. Kedua, jika perusahaan ini gagal, maka kegagalannya bukan hanya akan berdampak pada kerugian tapi lebih luas, dengan kebebasan ada hak-hak yang terabaikan.
Dari beberapa terminologi diatas, saya yakin dan sangatlah setuju jika anda pun memaknai hal yang sama, karena saya sedang mengajak anda dalam batasan pemikiran saya.

Saudaraku, betapa banyak manusia zaman ini, negara zaman ini, publik belakang ini disibukkan dengan hidup yang penuh kebebasan, apakah betul Manusia harus hidup bebas? 
Kalau jawabannya bebas dalam aturan, maka ini bukan pengertian bebas yang sebenarnya karena secara bahasa bebas artinya sama sekali tidak terhalang dengan sesuatu apapun. Artinya, jika bebas namun dengan aturan maka ini bukanlah kebebasan. Faham kan sampai sini?

Omong kosong jika hidup manusia adalah kebebasan dan hidup manusia adalah tanpa ada aturannya. Dari mulai jenjang bermasyarakat, bersosial, Politik, ekonomi, eksplorasi, eksploitasi, elaborasi segala sesuatu ada aturannya. Apalagi yang kaitannya dengan agama, semua mengajarkan aturan hidup. Apakah Ini yang dinamakan hidup bebas?

Mereka yang mengkampanyekan hak asasi manusia, LGBT legal, dan kebebasan menyuarakan pendapat didepan umum. Apakah manusia harus sebebas ini? 
Hak asasi manusia dan sekelumit permasalahan didalamnya harus kita kembalikan kepada siapa kita mempertanggungjawabkan diri, siapa sih yang menjadikan kita Manusia, dan bagaimana ataurannya tentang kita sebagai manusia. Dia adalah Allah Subhahuwata'ala. 

Saya akan mengartikan manusia yang dasar hidupnya adalah mementingkan hawa nafsunya. Maka ini adalah kebebasan yang mencelakakan. Dan Manusia akan celaka jika  bebas atas dasar hawa nafsunya adalah kepastian. Maka, saya ingin mengambil kesimpulan dari opini yang saya sampaikan, ada beberapa hal yang penting. Manusia adalah makhluk akal yang Allah ciptakan dengan sempurna, namun jika manusia sampai mendahulukan akalnya dibandingkan aturan dari siapa ia diciptakan maka kecelakaan baginya.  Apalagi kita sebagai umat beragama, agama Islam tentunya. Agama adalah dogma dan aturan, maka barangsiapa yang tidak ingin ada aturan hidupnya maka jangan mau beragama, dan di Indonesia itu tidak dibenarkan.
Agama Islam punya dua aturan yang berasal dari Al-Qur'an dan Sunnah Rasulillah shalallahu alaihi wasallam. Dua aturan yang akan menjaga manusia, memuliakannya dan meninggikan derajatnya, semua itu adalah sebagai bentuk bahwa agama Islam memang Rahmat seluruh alam. Aturan dalam Islam adalah bentuk kasih sayang, karena sang pencipta kita tahu, apa-apa yang membahayakan dan apa-apa yang dapat memuliakan kita. 

Jadi apakah aturan berfungsi untuk menyakiti?
Ataukah aturan berfungsi untuk menjaga dan melindungi?
Kita bisa melihatnya dari berbagai sudut pandang, namun yang paling tepat adalah sudut pandang dengan asas kebenaran. Kalau kita menganggap aturan adalah untuk menyayangi artinya kita telah memaknai arti kehidupan kita.
Tetapi, kalau kita belum bisa hidup dengan aturan artinya kita adalah pengikut hawa nafsu, karena sebetulnya kita sedang memperjuangkan kepentingan pribadi khususnya nasfu kita bukan untuk kepentingan banyak orang. Sesungguhnya aturan dibuat untuk keadilan, aturan diciptakan untuk menjaga hak asasi sesama manusia, walaupun dalam prakteknya tidak selalu maksimal namun ini adalah bentuk ikhtiar menjaga kebaikan untuk kesejahteraan seluruhnya bukan pribadi ataupun kelompok.

Jadi, sejatinya manusia tidak akan pernah bisa hidup dalam kebebasan dan jika mereka menerapkan kehidupan dengan asas kebebasan, artinya ia telah banyak mendzolimi diri sendiri dan banyak orang. Karena hidup kita adalah aturan dan batasan. Sebagai wujud kepedulian dan kemampuan pengendalian diri kita terhadap nafsu yang selalu ingin bebas, kita dituntut untuk hidup dengan satu konsep yaitu Manut (nurut) dengan segala Aturan Allah Azza Wa jalla.

Terakhir kebebasan adalah bencana sedangkan batasan dasarnya Al-Qur'an dan Sunnah adalah ketentraman dan kesejahteraan hidup. Cukupkan
Barakallah fikum
Next Post Previous Post
2 Comments
  • Unknown
    Unknown 17 Desember 2019 pukul 08.22

    Tulisan nya selalu inspiratif, nilai-nilai kehidupan diluruskan karena banyak orang saat ini hanya di jadi kan bahan untuk sw ehee :D ini media untuk kita lebih memahami sesuatu hal dalam kehidupan. Trimakasih @akurenci 😀 dan penulis nya

  • Unknown
    Unknown 17 Desember 2019 pukul 21.06

    Luar biasa mas hafis. Insfiratif sekali. Mantap

Add Comment
comment url