MEMAKNAI PERJALANAN

 


Meski tidak ikut ke Kendari, tapi kejadian yang ada di sana sedikit gamblang diceritakan oleh rekan saya. Tidak hanya kejadian menyoal kenapa dia harus ada di sana dan apa saja yang dia lakukan di sana, melainkan juga keindahan perjalanan yang sempat ia rasakan. Mulai dari keberangkatan sampai sesi jalan-jalan, beberapa potret alam di sana, ia kirimkan melalui pesan.

Melihat hal tersebut, saya teringat dengan salah satu tulisan saya yang sempat saya bagikan beberapa tahun yang lalu. Tulisan menyoal perjalanan dan perubahan seseorang. Bagiku, perjalanan itu dihadirkan untuk kita agar kita banyak diberikan waktu dan ruang untuk banyak belajar dan mengenal. Maka tidak heran kalau ada kalimat perjalanan memberi kita banyak pengalaman, sebab kalau kita lihai dan pandai membaca, setiap perjalanan kita pasti terbesit makna, pelajaran, ataupun peringatan. Dan bagaimana kita bisa melihat itu adalah tergantung dengan kepekaan hati kita merasakan dan memikirkan maksud dari setiap hal yang terjadi.

Sebagai seorang gadis yang sedikit suka main dan jalan-jalan, saya memegang kuat kalimat "Pergilah bukan hanya untuk menyenangkan mata, melainkan juga mencari makna." Hal ini saya jadikan pijakan agar setiap perjalanan dalam hidupku, dimanapun dan kemanapun, saya bisa mengambil pelajaran, meski tidak utuh, meski juga sedikit. Paling tidak, kepingan-kepingan pelajaran yang setiap hari saya kumpulkan, saya harap bisa disatukan dalam bentuk pemahaman yang mengantarkan saya menjadi manusia yang paripurna.

Lantas, apa hubungan perjalanan dengan perubahan seseorang? Saya masih meyakini bahwa ketika seseorang melakukan perjalanan, baik secara kilometer maupun perjalanan menuju diri sendiri, itu kemudian akan merubahnya, dimulai dari perubahan pola pikirnya, sikapnya, dan pemahamannya. Perubahan itu memungkinkan menuju dua arah, ada yang ke arah positif dan negatif, tentu arah mana yang dituju itu tergantung bagaimana seseorang bisa mengambil dan memaknai pelajaran yang didapatkan dalam perjalanan.

Jadi saya berharap, rekan saya yang sedang melakukan perjalanan jarak jauh ini bisa mengambil hikmah dan pelajaran baik yang bisa mengantarkannya menjadi manusia bijak. Menurutku, banyaknya langkah yang diselami, banyaknya tempat yang disinggahi, dan banyaknya manusia yang ditemui, maka akan semakin banyak hal yang bisa dipelajari.

Ketika dirinya nanti pulang, maka saya tidak heran kalau kemungkinan dia akan berubah, baik sikap, keadaan, sudut pandang, pola pikir, dan isi dari apa yang dia bicarakan. Sebab, setelah kepulangannya, pemikirannya akan lebih kompleks dari sebelumnya, pemahamannya sudah diisi oleh banyak referensi, karena di sana dia sudah ditempa, bukan hanya mentalnya, tapi juga isi otaknya.

Jadi, oleh-oleh terbaik dari perjalanan itu adalah cerita dan pelajaran yang bisa diambil lantas dibagikan ke semua teman. Tapi oleh-oleh yang tidak kalah baik adalah ya paling tidak makanan, gantungan, atau sesuatu yang bisa disimpan. Yang jelas, disimpan bukan berarti foto aja, ya. Hehe.




Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url