Mencari Jawaban Lewat Lagu

 

Mencari Jawaban Lewat Lagu


Siang ini, sembari menunggu jadwal kuliah masuk, aku melaju ke salah satu caffe terdekat. Kebetulan, akhir-akhir ini sedang kalut dan hancur, jadi butuh waktu banyak untuk setidaknya merenung dan berkontemplasi. Sebagai seorang hamba yang dinamis, menurut saya duduk di caffe sambil baca buku sebenarnya juga bisa jadi jembatan untuk healing (berbicara kepada diri sendiri dan berbenah). Sembari membuka lembar demi lembar buku yang belum lama saya beli, ditemani kopi dingin kesukaanku ketika di caffe ini, dan semangkuk mie goreng yang katanya pedas tapi manis sekali, aku mencoba bermesraan dengan diriku. Saat aku menikmati kesendirian (kebetulan, pembeli hanya aku seorang diri), aku mendengar khutbah Jum'at dari Masjid yang letaknya tepat di sebrang Caffe. Aku hanya sekedar mendengar, haha.

Setengah jam aku berdialog dengan buku dalam genggamanku, sesekali menyeruput kopi dan memotretnya. Karena Jumatan sudah selesai, musik di caffe itu dihidupkan, memenuhi ruangan yang kecil dan sepi orang. Lagu pertama yang dilantunkan adalah lagu milik Letto-Sandaran Hati. Lamat-lamat kudengarkan, aku seketika lemas dan menyimbahkan diri ke tembok, sembari menutup wajah dengan buku. Khawatir tiba-tiba larut dalam tempo lagu yang agak mellow.

Menilik diri yang masih merenungi banyak kesalahan dan kesedihan, aku tiba-tiba teringat pesan dosenku beberapa waktu yang lalu. Katanya, dalam penelitian tesis, jarang sekali ada yang mengupas pendidikan Islam dalam sebuah lagu pop. Padahal, lagu-lagu pop juga banyak yang secara tidak langsung memberikan pesan tentang pendidikan Islam, seperti lagu Letto yang berjudul Sandaran Hati.



Serius, sepertinya perjalananku ke caffe ini, gerakan tangan pelayan yang memilih lagu itu, semua adalah bantuan dari Allah untuk menyadarkanku. Karena, 1 minggu terakhir, aku banyak sekali meminta Allah memberikan jawaban atas semua peristiwa yang sedang kuhadapi. Iya, aku memang sedang banyak menuntut. Sebenarnya sebelum tulisan ini, aku sudah berencana ingin menulis tentang, "Maaf Tuhan, Aku Banyak Menggugat-Mu."

Makna Lagu Sandaran Hati-Letto

Yakinkah ku berdiri, di hampa tanpa sepi

Bolehkah aku mendengarmu

Terkubur dalam emosi, tanpa bisa sembunyi

Aku dan nafasku merindukanmu

Bait pertama dalam lagu tersebut, menghentakku. Persis dengan keadaanku, aku sempat dalam keadaan menutup mata dan telingaku dari teguran-Nya. Alih-alih percaya, aku justru banyak bertanya. Kenapa dan kenapa. Padahal, sungguh tidak ada yang lebih baik dibandingkan dirindukan oleh-Nya.

Pelajaranku dari bait ini membuka perspektif bahwa benar kita kerap lupa tentang keberadaan Tuhan, sampai pada akhirnya Dia mengingatkan kita dengan cara yang menurut kita kasar. Kenapa? Karena waktu Tuhan menyapamu dengan santun, dirimu menghiraukan. Ia rindu denganmu, dan tidak pernah meninggalkanmu. Akankah kau sama, merindukan-Nya juga?

Bait pertama ini mendidik kita untuk berserah terhadap segala keputusan dan ketetapan-Nya. Bahwa sekalut dan seberantakan apa rencanamu, ketika dalam kebimbangan, kita hanya bisa meminta bantuan kepada yang Maha Pemberi Petunjuk. Kita akan dituntun, dibimbing, ditolong dan ditemani oleh-Nya.

Memasuki bait yang ke dua, liriknya semakin relate dengan diri ini. Iyap, pas lagi terpuruk, disuguhkan jawaban Tuhan lewat lirik yang sangat deep. 

Terpuruk ku disini, teraniaya sepi

Dan ku tahu, kau pasti menemani

Dalam hidupku, kesendirianku

Jangan-jangan, memang kita yang belum jernih melihat maksud dari apa yang menimpa. Masih ada fase untuk belum bisa menerima, tapi lagi-lagi ini semua pasti ada maksudnya. Bahwa Allah, tetap akan menemani. Senada dengan buku yang ditulis oleh Kurniawan Gunadi yang terbaru, aku menemukan Dia sebagai tempat berlabuh paling aman. Letto sengaja mengajak pendengar lagunya untuk sadar, bahwa kita sebenarnya tidak benar-benar sendiri. Allah selalu menemani, kita saja yang enggan dan tidak pernah membuka diri kita memahami maksud yang diberikan oleh-Nya.



Lagu ini memang menyiratkan banyak hal, setiap baitnya tertuang makna filosofis dan membuat kita tergerak untuk kembali. Jangan-jangan, kita terlalu lama berjalan dengan angkuh dan tidak mendengarkan lembutnya maksud Tuhan. Bait selanjutnya, lebih dalam maknanya. Ada part yang membuat saya lebih mak deg, yaitu bait keempat.

Pegang erat tanganku

Bimbing langkah kakiku

Aku hilang arah tanpa hadir-Mu

Dalam gelapnya malam hariku

Iya, dalam bait ini mencoba menyapa telinga dan melembutkan hati kita, bahwa tanpa pertolongan-Nya, tiada daya dan upaya menjalani hidup. Bukankah selain diberi kelebihan berpikir, kita juga diperkenankan dan leluasa untuk senantiasa berdoa? Berdoa bukan memaksa. Apa-apa yang hari ini menyapa kita bisa jadi adalah jalan peringatan agar senantiasa meminta petunjuk-Nya.

Sekali lagi, perjalananku ke caffe ini adalah perjalanan yang dituntun oleh Tuhan. Lagu yang kudengar, buku yang terbaca, adalah potongan puzle jawaban yang akhir-akhir ini selalu kutanyakan. Bahwa untuk menuju Tuhan, setiap manusia punya caranya masing-masing, kan? Bahwa setiap apa yang ada disekitar bisa dijadikan jembatan kita mengerti maksud dari pencipta.

Reff dalam lagu ini juga tidak kalah filosofis. Menyiratkan bahwa janji Allah itu pasti. Apa yang Allah janjikan adalah kebenaran tanpa patut diragukan. Janji Allah adalah janji tanpa pengkhianatan. Menyiratkan tentang berdiri kita hanya sekejap (sholat), sampai pada titik lirik sedihku tiada arti, jika Kaulah sandaran hati. Deep. Kalau kita sedih, itu gak apa-apa, karena selama kita senantiasa menyandarkan diri kepada pencipta, sebenarnya semua akan berjalan dengan baik-baik saja.

Dikejauhan, mamas pelayannya sempat beberapa kali mencuri pandangan ke arahku. Kalau aku bisa menerawang pikirannya, mungkin ia sedang bergumam, "Kasian sekali mbak ini, lagi galau kali ya. Sendirian, merenung, menatap ke arah langit yang dipenuhi lampu." Tapi, mas, bukan saya mendramatisir keadaan. Tapi, kalau aku bisa menyampaikan tadi, "Makasih ya, mas, sudah memutar lagu itu untukku."

Sebenarnya, lagu ini sudah tidak asing di telingaku. Tapi, memang baru hari ini benar-benar memaknainya. Sekilas, lagu ini berbicara tentang cinta-cintaan, tapi sebenarnya makna religius dalam lagu ini sangat dalam.

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url