Aku Mencintaimu melalui Doaku

Aku Mencintaimu melalui Doaku

Di usia yang mulai beranjak dewasa, aku menyadari bahwa beberapa orang bisa pergi begitu saja, bahkan seorang yang tidak pernah kita sangka, termasuk teman. Aku pernah menulis dulu ketika kuliah, bahwa pertemanan adalah sebuah pertemuan di rentang waktu yang singkat, di mana kita masih saling membutuhkan. Misal, ketika kita berteman dengan teman sekolah kita, kalau sudah lulus yaudah. Tapi, ada beberapa yang memaknai pertemanan tidak hanya sebatas dan sesempit itu.

Bagi sebagian orang, pertemanan adalah tentang pertemuan orang-orang tidak sedarah, bahkan mungkin ada yang tidak sedaerah, tapi kedekatannya menjangkau waktu dan tempat, yaitu hati. Karena mereka berteman tidak sekedar mengedepankan sebatas tau nama.

Bagiku, pertemanan adalah sesuatu hal yang menakjubkan. Melalui pertemanan, kita jadi paham bahwa kebersamaan menjadi satu diantara pengingat betapa pentingnya hidup bersama-sama. 

Pertemanan dalam kamusku adalah hubungan yang tidak selalu harus bertemu setiap waktu, tapi lewat ketidakhadiran tetap saling merindu. Itu definisiku waktu aku masih kuliah dulu, walaupun saat dulu, aku tetap sering berkumpul dengan teman-temanku. Tapi sekarang definisi itu semakin relate denganku, mengingat waktu pertemuanku dengan teman-temanku sudah mulai sedikit. Dan pada akhirnya, aku hanya menyampaikan rinduku lewat doaku. Kuharap beberapa dari kalian mendengar salam rinduku, karena maklum aku emang agak gengsi kalau harus tiba-tiba chat bilang kangen.

Sampai pada akhirnya, kemarin setelah sekian purnama tidak bertemu dengan salah seorang teman dekatku, kita dipertemukan di momen yang awkard. Diakhir pertemuan, detik-detik diriku mau pulang, dia bertanya kalau kita sudah saling menikah apakah bisa tetap saling bertemu?

Jujur, aku agak sedih dengan pertanyaan itu. Menurutku, kalau aku dan teman-temanku pada akhirnya sudah menikah masing-masing, aku akan tetap merawat komunikasi dengan mereka. Tapi, aku juga tidak yakin kalau bisa berjumpa secara fisik dengan mudah. Bisa jadi aku menikah dan diboyong ke Jawa (misalnya wkwk) atau dapat jodohnya cendekiawan Muslim dan aku diajak ke Timur Tengah, tapi planingku, aku akan tetap merawat komunikasi dengan teman-teman terdekat.

Karena aku meyakini, bahwa meski kita sudah menikah, kita juga tetap butuh suport system dari lingkungan lain. Salah satunya adalah teman kita. Bahkan aku sudah berpikir, kalau nanti semisal aku harus menikah dan tidak tinggal di sini, aku harus membuat komunitas. Ahahaha, selingan aja.

Pada intinya, menurutku pertemanan adalah sesuatu hal yang harus disyukuri. Apalagi punya teman yang baik. Dan hari ini, aku sedang rindu dengan teman-temanku. Hanya saja, aku memilih cara lain untuk menyampaikan ini.

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url