Januari Dalam Satu Hari
Jika biasanya kebanyakan orang melakukan refleksi akhir tahun, maka ada sebagian orang yang memilih untuk juga melakukan refleksi akhir bulan. Selain sebagai ajang evaluasi diri, refleksi akhir bulan juga bisa menjadi jembatan validasi perasaan seseorang. Jika malam menjadi puncak seseorang untuk melakukan perenungan kegiatan harian, maka sengaja tulisan ini merangkum Januari yang telah terlewatkan.
Menurutku, kita adalah akumulasi dari perjalanan panjang yang telah berhasil kita taklukkan. Orang lain hanya melihat kita dari titik matanya tanpa pernah mengetahui aspek seluruhnya dari kita. Kita adalah tentang pergejolakan, pemahaman dan pembelajaran yang kerap bebal tapi kadang juga mengerti. Jika ditarik waktu panjang dimulai dari awal Januari, aku banyak menghabiskan bulan ini produktif jika dibanding dengan bulan atau bahkan tahun sebelumnya. Produktif yang saya maksud bukan tentang kerja fisik yang dilakukan, melainkan tentang diri kita yang mengalami perubahan. Bahkan, secara karya, saya berani memuji diri saya sendiri yang telah berhasil menghadapi rintangan serta bertahan untuk merawat konsisten menulis 1 tema perhari.
Bagi seseorang yang memang memiliki maqom tinggi soal menulis, mungkin terkesan biasa menilai kebiasaanku. Tapi bagiku, pencapaian ini sungguh luar biasa. Setiap hari, ditengah rutinitasku yang kadang padat, aku berhasil membuat diriku untuk istiqomah menulis. Meskipun tema tulisannya abstrak, tidak jarang random, tetapi sungguh itu bagian dari proses seorang manusia untuk membersihkan pikirannya. Menulis itu bagaikan wahana yang membuatku bisa menjernihkan diri.
Rangkuman Januariku dimulai dari apa kenangan paling membahagiakan bagi saya di bulan ini. Kalau diingat, selama sebulan ini aku banyak menghabiskan waktu dengan main dan makan, hampir setiap pekan aku memberi ruang diriku untuk menikmati udara di luar rumah. Pekan pertama, seharian full aku main. Itu menjadi kenangan yang menguras energi, karena sebagai seorang introver, aku memang sedikit kewalahan jika harus bertemu banyak orang dengan waktu yang lama. Ibarat hp, menyendiri adalah ajang untukku cas diri yang sedang lowbat. Bayangkan, dalam sehari aku mengunjungi 4 tempat. Payungi, silaturahmi di rumah senior, kafe, terakhir di Taman.
Pekan kedua, kuhabiskan waktu ke Bandar Lampung. Meskipun menguras energi fisik karena aku harus ke sana naik motor sendirian, tapi ini kenangan yang paling membahagiakan di bulan ini. Kenapa? Karena aku hanya menghabiskan waktu dengan sedikit orang dan ada banyak insight yang aku dapatkan. Jadi secara baterai, jiwaku penuh. Pekan ketiga, weekend memang aku habiskan di rumah. Sepertinya, pekan ini jadi pekan yang menjenuhkan untukku. Kenapa demikian? Karena hari Seninnya libur juga, tapi seru karena bisa meluangkan waktu di rumah dan membersihkan rumah. Meskipun weekend aku di rumah, tapi hari sebelumnya aku juga main ke pasar malam dan keliling Kota Metro di malam hari. Sungguh, itu keinginanku sejak lama. Mengelilingi Kota Metro di Malam hari.
Pekan keempat, tepatnya Ahad kemarin, aku menghabiskan waktu di rumah lagi. Meskipun agak gabut, tapi kemarin adalah hari paling tenang di sebulanku. Aku memutuskan kemarin tidak keluar rumah karena hari ini aku akan menghabiskan waktu untuk memberi reward ke diriku. Kalau bukan kita yang mencintai kita, bagaimana orang lain bisa sepenuhnya cinta ke kita?
Jadi, hal apa yang paling menjadi kenangan manis dibulan ini? Kenangan manisku rahasia wkwk. Karena ada satu pekan yang begitu romantis aku habiskan di kamar bersama Tuhanku. Dan itu, jadi awal yang manis karena disitu aku merasakan tenang yang paling tenang tapi tidak bisa terungkapkan. Meskipun, tiga pekan selebihnya ditunggangi oleh urusan dunia, tapi tidak papa. Kita adalah manusia yang senantiasa berusaha memiliki sifat Ihsan, kan?
Selesai membahas tentang kenangan di bulan ini, selanjutnya adalah hal yang berharga aku pelajari di bulan ini dan siapa gurunya? Pelajaran berharga dibulan ini justru aku dapatkan diambang kehabisan satu bulan. Yaps, tepatnya kemarin aku mendapatkan pelajaran yang menurutku merupakan jawaban yang memberikan presentase besar untuk masalah yang terakhir ini aku hadapi. Pelajarannya adalah; Naluri bertuhan itu suatu kebenaran postulat yang tidak bisa diganggu gugat. Jangankan keluar dari fitrah bertuhan, kita melakukan kedzoliman kecil saja hati kita sudah tidak tenang. Allah kan sudah berjanji, bahkan keburukan maupun sebiji zaroh tidak terlewatkan dari penglihatan dan keadilan Allah.
Bulan ini aku memang masih diselimuti perasaan yang kurang terima dengan perlakuan orang lain. Kenapa ya kok ada orang yang sudah menyakiti, tapi hidupnya lebih tenang dan menang? Dan aku menyadari bahwa dia tidak berdiri sebagai aspek yang hanya kulihat. Dia adalah akumulasi dari perjalanannya juga yang mungkin di waktu lain dirinya memiliki pengalaman baik, optimis dan sabar menjalani pahitnya kehidupan. Dan wajar, jika hari ini dia telah mendapatkan sedikit kemanangan. Lantas, bagaimana dengan sisi yang lain? Ya Allah itu Maha Teliti. Hal yang perlu kita pahami dan internalisasikan adalah; semua kehendak mutlak Tuhan.
Setelah membahas perihal kenangan dan pelajaran yang aku dapatkan di bulan pertama 2023, selanjutnya tentang kekhawatiran dan stress apa yang kemudian berhasil aku taklukkan. Kalau stres, sepertinya tidak ada dibulan ini. Kekhawatiran yang aku temukan di bulan ini justru bertemu dengan salah seorang makhluk bumi yang aku masih belum mau bertemu dengannya. Finally, aku justru dipertemukan di hari Jumat secara tidak sengaja. Dan apa yang terjadi, aku justru lebih baik-baik saja. Benar ya, kekhawatiran yang kita pikirkan dalam kepala belum tentu terjadi secara nyata.
Ada satu kutipan yang aku suka sebagai penutup bulan ini, “Setiap hari semua orang melanjutkan perjalanan hidupnya, keluar mempertahankan dirinya. Ada yang membebaskan dirinya, ada yang mencelakakannya.”