Kemandirian seorang Perempuan

Kemandirian seorang Perempuan

Semalam aku sempat ikut live instagram yang diadakan oleh Mubadalah, sesingkat keikutsertaanku di forum itu, pembahasannya mengulik perihal kasus tenaga kerja wanita yang mendapat perlakuan tidak baik di negara tempat mereka bekerja. Di era sekarang, perempuan memang dibebaskan untuk memilih jalan kemandirian, di mana beberapa kesepakatan sebelum menikahpun ada perempuan yang menjadikan boleh bekerja sebagai standar.

Dari sudut pandangku, sebagai seorang perempuan yang memang dari lajang sudah bertebaran dimuka bumi, ketika akan menikah tentu keputusan tentang hal itu tidak akan lepas dari pertanyaanku. Apakah nantinya aku masih boleh bekerja atau tidak.

Meskipun aku penganut pemahaman bahwa perempuan tidak masalah jika harus bekerja, tapi aku tim yang tidak sepakat kalau perempuan harus sampai merelakan diri pergi ke luar negeri demi menghidupi keluarga. Sebab, meskipun kemandirian hari ini juga bisa dilekatkan dengan perempuan, akan tetapi mandiri dalam artian seorang perempuan tidak bertanggungjawab untuk menjadi pencari nafkah primer.

Sebenarnya, kemandirian pada seorang perempuan itu adalah ikhtiar untuk mencapai menjadi manusia sewajarnya. Bahwa setiap manusia itu memang harus mandiri, perempuan yang mandiri bukan perihal dirinya tidak membutuhkan laki-laki, melainkan kemandirian seorang perempuan adalah tentang perempuan yang bangga dengan identitas keperempuanannya. Mandiri itu bukan tentang bisa melakukan apa saja sendirian, akan tetapi tentang tidak merasa lemahnya seorang perempuan dengan labelitas perempuan itu sendiri.

Mandirinya seorang perempuan adalah sosok yang menentang segala eksploitasi terhadap tubuhnya dan kemerdekaannya. Bahwa perempuan tidak bisa ditempatkan pada ruang marjinal, karena perempuan tidak pantas mendapatkan sebuah diskriminasi.

Menjadi perempuan yang mandiri di sini, bukan berarti perempuan harus menjadi peran tunggal bahkan sampai harus rela pergi keluar negeri. Walaupun tentu keputusan tersebut adalah keputusan yang panjang dan penuh pertimbangan, faktor ekonomi dan faktor lainnya kerap menjadi alasan kenapa masih ada banyak perempuan yang menjadikan dirinya sebagai pencari nafkah primer. Memang benar, bahwa konsep Islam adalah solusi bagi kehidupan.

Apakah perempuan kuat dan mandiri adalah mereka yang bisa mengangkat galon sendiri? Bagiku, perempuan yang mandiri dan kuat adalah mereka yang berusaha menjdikan dirinya seorang yang sadar akan keputusan dan kewajibannya. Kuat itu bukan tentang fisik semata, melainkan perihal iman, pikiran dan hatinya.

Ada salah satu kalimat yang pernah kubaca di feed instagram, “Perempuan mandiri itu adalah dia yang tidak terpaksa dalam menerima sesuatu, tetapi penerimaannya berdasarkan komparasi pikiran dan perasaan yang menyatu.” Menjadi mandiri itu kebutuhan manusia, karena itu adalah salah satu seni untuk bertahan hidup. Apalagi untuk para perempuan yang kita masih dibelenggu oleh kerasnya dunia patriarki.

Next Post Previous Post
1 Comments
  • My Ideas
    My Ideas 30 Januari 2023 pukul 11.12

    blog yg keren ❤️❤️

Add Comment
comment url