Perempuan Rentan Overthinking, Benarkah?
Sebagai makhluk yang dikabarkan multitasking, bisa melakukan apa saja dalam satu kali waktu, ternyata perempuan juga kerap dipandang sebagai makhluk yang sering overthinking. Kalimat ini dilayangkan mungkin karena perempuan bisa mengerjakan beberapa hal dalam sekali waktu, sehingga pikirannya juga bisa diajak berpikir kompleks. Ada aja yang dipikirin, padahal itu tidak terlalu penting.
Ungkapan perempuan memang selalu overthinking ternyata bisa dibuktikan dari sebuah penelitian, menurut study dari Journal of Alzheimers Disease, perempuan memang lebih overthinking dibandingkan laki-laki. Hal ini dikarenakan otak perempuan lebih banyak aktivitas.
Peneliti dari Amen Clinic di California menemukan bahwa otak perempuan lebih aktif di area korteks frontal. Menurut penelitian, area ini melibatkan fokus dan kontrol impuls, serta area emosional limbik otak yang berkaitan dengan mood atau suasana hati dan kecemasan.
Penelitian tersebut juga menemukan bahwa aliran darah lebih tinggi di otak perempuan dibandingkan laki-laki. Ini artinya perempuan lebih cenderung berempati, kolaboratif, intuitif, dan lebih fokus. Namun kondisi ini juga meningkatkan kecenderungan untuk mengalami kecemasan, depresi, insomnia, dan gangguan makan.
Salah satu psikolog, Christine Anggraini memaparkan bahwa overthingking ini seperti strategi kognitif karena membuat kita berpikir. Kondisi ini terjadi ketika orang itu fokus bukan ke solusi, tapi ke masalah. Mungkin niatnya mau aktif untuk menyelesaikan masalah, namun fokusnya salah. Bukannya mencari tahu bagaimana cara menyelesaikan, tetapi malah terus menerus bertanya mengapa masalah tersebut terjadi kepada dirinya.
Lantas, bagaimana kita sebagai perempuan bisa mengendalikan dan mendidik diri kita untuk meminimalisir overthinking? Pertama, latih diri kita untuk mindfullnes. Overthinking itu pada umumnya terbagi menjadi dua, yaitu ruminating dan worrying. Kalau ruminating itu suatu keadaan di mana kita menyesalkan masa lalu. Kita terus berputar-putar di situasi menyesal, tidak terima, selalu bertanya kenapa dan sampai pada titik menyalahkan takdir kenapa harus mengambil keputusan dan tindakan tersebut.
Sedang worrying adalah suatu keadaan di mana kita mencemaskan masa depan. Besok mau presentasi, cemasnya luar biasa. Berputar di pertanyaan bagaimana dengan orientasi cemas. Nah dengan melatih diri kita mindfullnes, diri kita akan diajak untuk benar-benar menikmati masa sekarang. Menikmati masa yang sedang kita jalani. Aktivitas yang kita kerjakan, situasi yang kita hadapi, dan segala sesuatu yang emang masih di depan mata dan emang lagi kita fokuskan tanpa memikirkan hal-hal lain yang dapat mengganggu kenikmatan aktivitas yang sedang dilakukan.
Kedua, tidak terlalu sering membiasakan diri untuk multitasking. Terbiasa melakukan dua aktivitas dalam satu waktulah yang memungkinkan kita juga bisa melakukan sesuatu sambil overthinking.
Hal yang ketiga adalah meminimalisir waktu kosong, karena biasanya overthinking terjadi di waktu-waktu kosong, contohnya di malam hari sebelum tidur. Untuk mengatasi hal itu, kita bisa gunakan waktu tersebut untuk baca buku sampai ketiduran atau kalau secara religius kita sudah diberi panduan bagaimana melakukan rutinitas sebelum tidur.
Terakhir yang keempat, coba untuk menantang diri sendiri. Kalau kita sudah terlanjur di keadaan yang kita sudah memikirkan atau sudah masuk ke fase overthinking, coba untuk menantang pikiran negatif tersebut. Misalnya, kita dibuat overthinking karena besok kita akan presentasi, kamu terjebak di pikiran takut gagal, takut salah dan takut kalau berujung malu-maluin. Coba lawan pikiran itu dengan pikiran positif seperti, aku sudah melakukan persiapan, sudah latihan dan besok pagi juga masih ada waktu untuk mengulang latihannya, aku sudah menguasai bahan presentasi ini sebaik mungkin jadi di ruangan kemungkinan yang paling paham materinya adalah diriku dibandingkan siapapun.
Nah setiap orang tentu menghadapi sesi overthinkingnya masing-masing dan memiliki cara yang mungkin bisa dijadikan jembatan meminimalisir overthinking. Kalau cara selama ini belum berhasil, mungkin bisa mencoba terapkan empat hal di atas. Hal yang terpenting adalah tidak memberi beban kepada tubuh kita untuk memikirkan hal-hal yang justru memberatkan kita sendiri.