Pernikahan dan Segala Pertimbangannya

Pernikahan dan Segala Pertimbangannya

Kemarin, saya memutuskan untuk mampir di sekret PC IMM, lama sekali tidak menyambangi ruangan yang penuh kenangan (sok drama wkwk). Di sana, saya bertemu rekan yang masih menjabat sebagai pimpinan. Usianya cukup matang, sehingga obrolan kami larinya ke pembahasan soal pernikahan. Emang fase umurnya udah waktunya mungkin ya?

Dalam obrolan singkat itu, rekan saya yang seorang lelaki menyampaikan keinginsegeraannya menikah salah satu faktornya adalah karena dia memikirkan biaya pendidikan anak yang tiap tahun semakin meningkat. Dia membayangkan ketika harus menikah diusia 28 tahun atau lebih, maka kemungkinan ketika anaknya menginjak masa kuliah, dirinya sudah tua dan belum tentu memiliki kemungkinan untuk menyekolahkan anaknya. Walaupun terlepas dari itu, kita tetap akan memikirkan menabung dan mengusahakan anak-anak kita berpendidikan, tapi pointnya adalah usia kita yang terus berlanjut dan anak kita yang juga akan terus beranjak.

Selain faktor karena agama memang menganjurkan umatnya untuk menikah, secara psikologis dan sosial memang seorang manusia membutuhkan untuk menikah dan bekerja sama. Hal ini tentu juga sempat menjadi perenunganku, meskipun aku belum memiliki alasan mendesak menikah, tapi beberapa kali aku sudah mengkonsep bagaimana orientasi pernikahanku. Jujur, meskipun usiaku sudah dikatakan usia yang cukup untuk menikah, tapi aku belum memiliki desakan menikah apalagi dari orangtua. Mungkin karena keluarga melihatku masih nyaman menjalani hari dengan belajar, jadi belum pernah aku ditanya apakah sudah ingin menikah.

Tapi setelah berbincang dengan rekanku itu, hal yang memang aku garis bawahi sejak awal adalah perihal usia. Memang sih, menikah itu bukan tentang siapa yang lebih cepat dan akan datang di waktu yang tepat. Tapi sebagai seorang perempuan yang sempat belajar tentang pelajaran IPA, aku memang kerap berpikir ya usiaku ini sampai ditahun depan adalah usia produktif. Dan kalau mau dirancang lebih visioner, paling tidak ketika anakku lulus kuliah ya aku menginjak usia hampir setengah abad.

Pembahasan soal menikah bagi orang diusia yang memang sudah waktunya tuh emang jadi pembahasan yang seru, walaupun pada akhirnya kita akan disadarkan bahwa menikah itu bukan sesuatu hal yang hanya dijalani serunya aja. Apalagi melihat teman-teman yang sudah menikah, bukan membandingkan, karena emang kita akan sampai pada garis pencapaiannya masing-masing. Maksudku, lucu aja melihat teman-temanku yang dulunya haha hihi bareng, sekarang mereka harus sudah bersama anaknya yang imut nan menggemaskan. Kadang juga udah pengen diposisi itu, bukan karena melihat teman bukan, tapi karena ya emang udah ngerasa butuh untuk menjalani hidup bersama.

Hanya saja kadang perenungan seperti itu runtuh ketika masih asyik menjalani hidup sendiri yang apapun dan kemanapun kita bisa menjangkaunya tanpa harus mempertimbangkan apa-apa. Memang ya, pernikahan adalah pertimbangan panjang yang kita perlu melihatnya untuk visi yang lebih jauh. Pernikahan bukan hanya tentang dengan siapa, tapi juga tentang bagaimana akan menjalaninya. Hanya saja, kalau aku menjalani apapun denganmu, aku siap kok wkwk canda.

Semakin ke sini, aku memang semakin banyak mempertimbangkan alasanku harus segera menikah. Walaupun memang sampai hari ini belum ada yang datang ke rumah, tapi aku benar-benar semacam mempersiapkannya, ya disambi sama nyelesaiin pendidikan.

Keputusan menikah itu memang membutuhkan pertimbangan sih. Dan pertimbangannya bisa dua arah, pertimbangan yang menjadikan kita memutuskan untuk segera menikah atau pertimbangan yang menjadikan kita sengaja untuk nanti lagi aja deh. Dan kalau ditanya posisiku, aku ada diantara keduanya. Kadang pertimbanganku sudah meyakinkan untukku mantap menikah, seperti pertimbangan visioner tentang anak dan finansial misalnya. Tapi aku juga diperangkap dengan pertimbangan yang membuatku berpikir, ya harusnya nanti lagi dulu deh.

Tapi, bukankah yang namanya ibadah kalau kita mampu, ya harus segera dilakukan ya? Ahaha canda. Doakan saja yang terbaik untuk diri kita dan doakan untuk si penulisnya, ya.

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url